Rubrik Buku Pelgrim (Ziarah) Karya Philip Dröge

Rubrik Buku Pelgrim (Ziarah) Karya Philip Dröge

Philip Dröge, penulis dan wartawan investigasi
Dokumentasi oleh Cor Perrier

Jeddah, 16 Januari 1885.

Christiaan Snouck Hurgronje disunat, sejak itu ia menjadi Abd al-Ghaffar al Laydini. Pemuda Eropa berwajah runcing yang fasih bahasa Arab ini adalah putra keluarga pendeta terpandang di Belanda Selatan. Di masa itu, profesi pendeta diteruskan dari bapak ke anak. Christiaan muda yang sedang menuntut studi teologi di Leiden, kian kritis terhadap dogma gereja. Ia berhenti studi teologi, kemudian melanjutkan studi bahasa Arab dan Ibrani. Selesai studi, ia meraih gelar doktor, lalu menjadi tenaga pengajar tentang Islam pada para calon pamong praja pemerintahan Hindia Belanda.

Christiaan, yang menulis desertasi tentang naik haji sangat ingin ke Mekkah, namun kota suci ini tertutup bagi orang kafir. Sementara itu, pada 1883 di negara jajahan Belanda, gunung Karakatau meletus. Ledakan maha dahsyat ini dipandang kaum Muslimin sebagai tanda untuk mengusir para kafir dari Nusantara. Berarti akan terjadi pemberontakan melawan penjajah! Belanda mulai menyadari betapa sedikit pengetahuan mereka tentang agama mayoritas penduduk negara jajahannya. Belanda membutuhkan seorang Christiaan Snouck Hurgronje!

Christiaan mendapat kesempatan ke Jeddah, ia tinggal di konsulat Belanda, di sana dia mengumpulkan informasi tentang orang-orang Muslim dari Hindia Belanda yang naik haji. Sebagai mua’laf Christiaan alias Abd al-Gaffar mengantongi tiket ke Mekkah. Naik unta dia berangkat dari Jeddah ke kota suci. Di sana ia menyesuaikan kesehariannya dengan tradisi dan kebiasaan setempat, bahkan ia membeli budak perempuan dan ia juga sering ditawari ‘sesuatu untuk di ranjang’. Ia taat sholat,  punya hubungan baik dengan tokoh-tokoh agama terkemuka dan rajin ke masjid yang merupakan pusat informasi penting.

Tanpa sengaja Christiaan terlibat perkara yang membuatnya mendadak harus meninggalkan Mekkah dan kembali ke Leiden. Di Eropa C. S. Hurgronje dipandang sebagai orientalis paling hebat. Meski demikian dia tetap haus pengetahuan dan petualangan. Mustahil kembali ke Mekkah!  Pilihan lain adalah Aceh, menjadi informan tentang kerusuhan di Aceh. Dia berangkat lagi, tapi penguasa di Hindia Belanda menugaskannya ke Banten, tempat terjadinya pembunuhan pegawai-pegawai pemerintahan Hindia Belanda beserta keluarga mereka.

Pembunuhan massal ini dipandang sebagai awal pemberontakan melawan penjajah. Christiaan harus menyelidiki peran para haji yang pulang dari Mekkah. Mereka akrab dengan Christiaan yang di antara orang-orang Islam dikenal sebagai Abd al-Ghaffar. Untuk itu ia menjelajahi pulau Jawa, namun gagal melakukan perjalanan tanpa menarik banyak perhatian. Seorang wartawan mingguan Hindia Belanda mencurigai kejujuran Snouck yang dekat dengan orang-orang Muslim. Christiaan Snouck Hurgronje ini ada di pihak mana?

Sebelum kembali ke Batavia dia menikah dengan gadis sangat belia dan berita ini sampai ke Den Haag. Pada gubernur jendral di Batavia Christiaan menyangkal telah menikah. Dusta yang harus ia pertahankan terus. Sementara itu ia  menulis laporan tentang aliran-aliran Islam di Jawa yang menurutnya kian terpengaruhi Arab. Di Batavia Christiaan berkenalan dengan Johannes Van Heutsz dan tak lama kemudian ia berangkat ke Aceh. Pada Juli 1891, dia sampai di Kota Raja.

Belanda sudah lama ingin menguasai wilayah ini, tapi tidak berhasil. Kekuasaan mereka hanya sebatas Kota Raja. Oleh karena itu ia hanya menetap dalam batas kekuasaan Belanda dan mengumpulkan informasi dari buruh-buruh pendatang dari pedalaman. Setahun kemudian ia membuat laporan tentang Aceh untuk gubernur jendral, isinya antara lain: selama ini Belanda mengambil tindakan-tindakan salah di Aceh dan ia tahu sekali cara yang paling jitu. Laporan ini masuk kategori ‘rahasia negara’.

Christiaan memetakan kekuatan-kekuatan Cik di Tiro dan Teuku Umar di kawasan ini, menjadi penasehat perang Van Heutsz dan ikut masuk ke hutan bersama pasukannya mengejar Teuku Umar yang menurutnya tidak bisa dipercaya.

Setelah istri pertamanya meninggal ia menikah lagi, dan juga punya anak. Ketika pada 1906 Christiaan Snouck Hurgronje pulang ke Belanda, ia melarang anak-anaknya menyusulnya. Setelah petualangan panjang ia kembali ke dunia akademi, menjadi guru besar di Universitas Leiden, universitas tertua Belanda dan menikah dengan seorang wanita Belanda beragama Kristen.

Saat ia hampir mencapai usia pensiun ia memutuskan membeli rumah mewah yang pantas untuk kedudukannya sebagai rektor magnificus. Harga rumah mewah ini tampaknya tidak perlu dirisaukan, Christiaan membelinya tanpa uang pinjaman.

Rumah kediaman Christiaan Snouck Hurgronje di Rapenburg, Leiden

Sepanjang hidupnya yang penuh petualangan di Jeddah, Mekkah dan Aceh, Snouck Hurgronje menjalin hubungan dengan dunia akademis. Di usia senjanya, dia ingin menyediakan tempat tinggal sekaligus tempat bekerja bagi para ilmuwan yang mengadakan penelitian di Leiden.

Kini, rumah itu dijadikan kantor Instituut voor de Nederlandse Taal (Lembaga Bahasa Belanda) dan dipertahankan seperti aslinya.  Christiaan Snouck Hurgronje meninggal dunia pada 26 Juni 1936. Ia dikebumikan di pemakaman Groenesteeg, tak jauh dari rumah kediamannya.

Groenesteeg adalah kuburan untuk kalangan elit Leiden. Philip Dröge, penulis Pelgrim mengatakan ada dugaan Christiaan yang semenjak disunat bernama Abd-al Gaffar, dimakamkan secara Islam. Penulis tidak yakin karena hanya ada satu sumber dan tidak mungkin periksa ulang. Namun Groenesteeg di Leiden ini adalah kuburan Kristen milik gereja setempat.

Makam Christiaan Snouck Hurgronje di Groendesteeg
Dokumentasi oleh: Cor Perrier

Bagi pengunjung dari Indonesia Groenesteeg menyimpan cerita heroik. di sini  terdapat makam Irawan Soejono, yang ditembak mati tentara Jerman pada 13 Januari 1945  ketika tertangkap basah membawa suku cadang mesin tulis untuk aktivitas bawah tanah melawan pendudukan Nazi Jerman di Belanda.

Putra kelahiran Pasurun pada 24 Januari 1920 ini adalah anak Raden Adipati Ario Soejono. Makam Irawan Soejono ini kosong, abunya sudah kembali ke tanah tumpah darahnya.

Batu nisan Irawan Soejono

Posts Releases

1 2 3 4